Hi! It is still five months until Christmas, but I want to share this children story ❤
Actually, this is a children story which I wrote for Management Media final task. At that class, we were asked to make a team, then proposed idea of new (print) media which we want to initiate. My friends agreed to make children magazine, which similar with Bobo. Then, because the final task was near Christmas, we chose that to be our theme.
My friends also asked me to write a children story to fill the rubric. So, I wrote this one, after being inspired by an article from http://indonesian.cri.cn/1/2006/12/20/1@55804.htm which told about the volunteers from North Pole city, Alaska, US who gather and help to answer Christmas letter from children around the world every year. I really loved that idea and imagined it as something magical. So, I wrote this story, though some people might think it quite absurd.
After that, I tried to send this to Bobo around December 2013, but they replied they couldn't accept it because.. uhm.. I forget, hehe. I tried to send i once again, this time to Kompas Anak around December 2014 and I received the same result. However, I understand their position which can't ruin children perception over Santa Claus and worse, give them a misunderstanding.
So, please kindly read, use your imagination and enjoy your time! Last but not least, don't forget to put the source if you want to use this story. Don't do any kind of plagiarism, okay?
***
Website
Santa
Sebentar lagi Natal, tapi Santa justru mengurung diri di kamarnya. Peri-peri Natal sampai bingung. Biasanya Santa selalu membantu mereka menjawab surat dari anak-anak atau mengecek daftar hadiah. Namun kali ini, Santa tidak melakukannya.
“Kamu tahu apa yang sedang terjadi pada Santa?” tanya seorang peri pada temannya.
“Kamu tahu apa yang sedang terjadi pada Santa?” tanya seorang peri pada temannya.
“Tidak.”
“Apa
Santa sakit?” tanya peri itu lagi.
“Apa
Santa kehilangan semangat Natalnya?” tanya Peri Natal lainnya.
Pertanyaan
terakhir itu dijawab gumaman cemas dari peri-peri lainnya. ‘Apa
jadinya Natal tanpa Santa? Anak-anak pasti akan kecewa!' pikir
mereka.
Untunglah
setelah mengurung diri selama dua hari di kamarnya, pada hari ketiga
Santa pun keluar. Peri-peri Natal lalu mengerubunginya.
“Ehem,”
Santa berdeham, seakan ingin menyampaikan pengumuman penting. “Terima
kasih sudah mencemaskan keadaanku, kawan-kawanku yang tercinta. Tapi
tidak, aku tidak sakit atau kehilangan semangat Natal. Aku hanya...
sedang memikirkan sesuatu.”
Peri-peri
Natal menatap Santa dengan bingung.
“Kalian
tahu, setiap tahun anak-anak mengirimkan surat ke tempat ini.
Beberapa dari mereka mendapatkan balasan surat tepat waktu, tapi
beberapa yang lain tidak,” kata Santa.
Peri-peri
Natal mengangguk. Rumah Santa memang jauh, di Kutub Utara. Sulit bagi
pos untuk menjangkaunya. Tak jarang beberapa surat mendapat balasan
yang terlambat karena baru tiba dua minggu sebelum Natal. Bahkan, ada
juga surat yang baru tiba setelah lewat Natal, atau bahkan Tahun
Baru!
“Ehem,”
Santa berdeham kembali. “Apa ada di antara kalian yang mempunyai
ide agar kita bisa membalas surat-surat ini tepat waktu?”
Santa
memandang ke sekeliling. Para Peri Natal tampak berpikir keras.
Tiba-tiba salah seorang di antara mereka mengangkat tangan.
“Ya,
sahabatku?” sapa Santa antusias.
source: Pinterest (Richard Macneil Calismalari) |
“Bagaimana
kalau Santa membuat website?
Dengan begitu, anak-anak yang tidak sempat mengirim surat pun bisa
menuliskan suratnya di situ.”
“Ya! Ide bagus!” kata Santa gembira. “Kenapa tak pernah terpikirkan olehku? Aku akan segera membuat websitenya.”
“Ya! Ide bagus!” kata Santa gembira. “Kenapa tak pernah terpikirkan olehku? Aku akan segera membuat websitenya.”
“Tapi
Natal semakin dekat, kita hanya punya waktu kurang dari dua minggu
lagi. Bagaimana anak-anak bisa tahu kalau Santa mempunyai website
itu?” tanya salah seorang peri.
Santa
mengedip. “Bukan Santa namanya kalau tidak bisa melakukan hal
semudah itu. Aku ini pembuat keajaiban Natal, benar kan?” katanya
sambil tertawa.
Maka
esoknya anak-anak di seluruh dunia sudah tahu tentang kehadiran
website
Santa itu. Kitty termasuk salah seorang yang mengaksesnya. Di kolom
“Surat Santa” ia menulis:
Santa
yang baik, apa kabar? Sebentar lagi Natal, Kitty
akan merayakannya dengan keluarga. Kata Mama, selama setahun Kitty jadi anak yang baik. Karena itu, apa Kitty boleh minta hadiah pada Santa? Semoga saat Natal nanti, semua
anak bisa merayakannya dengan gembira bersama keluarga.
Santa yang baik, Kitty
boleh minta hadiah itu kan? Kata Mama, masih banyak anak
lain yang nggak seberuntung Kitty karena tinggal di daerah
bencana atau perang. Kasihan ya, Santa? Kitty mau teman-teman yang lain juga gembira.. Terima kasih, Santa!
Salam,
Kitty
di Yogyakarta, Indonesia.
Dalam
sekejap website
itu penuh dengan surat-surat yang dikirim anak-anak dari seluruh
dunia. Santa tersenyum membaca surat-surat itu. Bagi Santa, website
ini merupakan hadiah Natalnya sendiri. Lewat website
itu, Santa bisa mendengar dan mengabulkan lebih banyak lagi
permintaan anak-anak yang datang padanya.
“Hohoho...!”
Santa. Mukanya memerah karena bahagia. Ia tak sabar membayangkan raut
muka anak-anak saat menerima hadiah-hadiah darinya.
0 komentar:
Post a Comment